Minggu, 30 Desember 2007

PERJAMUAN SUCI SEDERHANA DI RUMAH SONNY HALIM

Reporter : Sdr Herry Kurniawan

Pada hari Sabat tanggal 29 Desember 2007, setelah selesai acara Perjamuan Kudus di Gereja, dan setelah selesai mengadakan rapat untuk acara akhir tahun, sebagian anggota Jemaat Tionghoa MT Haryono 2 mengadakan perlawatan sekaligus Perjamuan Suci Sederhana di Rumah Keluarga Sonny Halim, kebetulan Oma Maringka, ibu dari sdri Lily Maringka, sudah beberapa Sabat tidak bisa hadir di Gereja karena masih dalam keadaan sakit pasca operasi mata.
Sekitar jam 17.00 sore, dipimpin oleh Ketua Tommy Iskandar, kami dari Gereja dengan mengendarai 4 buah kendaraan yang terdiri dari kel Pendeta Tjandra Paulus, kel Tommy Iskandar, kel Ronny Wantah dan kel kami sendiri berangkat menuju rumah kel Sonny Halim, di daerah Pondok Kelapa.

Dalam perjalanan iring iringan mobil sempat terpisah, dan terpaksa kami mengikuti kendaraan sdr Ronny Wantah, karena hanya beliau dan Pendeta Tjandra yang tahu alamat rumah kel Sonny, sementara Pendeta Tjandra terpisah sendiri.

Rupanya kami salah karena kami tidak ikut dibelakang mobil Pendeta, karena iring iringan mobil dibelakang mobil pak Ronny sempat salah jalan………..ya seperti perjalanan bangsa Israel tempo doeloe……..sempat putar putar jalan sebentar, namun akhirnya ketemu juga tempat tinggal sdr Sonny……..sementara Pendeta Tjandra sudah sampai dan menunggu kedatangan kami…… ….rupanya bagaimanapun juga memang lebih baik mengikuti Gembala akan lebih aman….he…he…..he…..

Sesampainya di Rumah Jl. Tempurung Blok A 17/15, kav DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur 13450, kami disambut oleh sdri Lily Maringka, karena kebetulan suaminya sdr Sonny Halim sedang tidak ada rumah.

Kami langsung naik di lantai atas untuk mengadakan Perjamuan sederhana untuk Oma Maringka, sdri Lily dan sdri Gita seorang yang baru sebulan dibaptis masuk MAHK, dan yang membantu keluarga ini menjaga Oma Maringka yang keadaannya memang perlu untuk dirawat secara khusus……….Perjamuan diadakan di lantai dua karena Oma Maringka masih dalam keadaan sulit untuk berjalan, kalau dipaksakan mungkin bisa untuk turun ke bawah, tapi untuk kembali naik ke atas akan sangat sulit, jadi sepakat acara diadakan di lantai atas……..( ini sesuai dengan Alkitab……Yesus pun pada saat mengadakan Perjamuan Terakhir dengan para murid muridnya juga diadakan di lantai atas…..he…..he….he…..)

Dalam kotbahnya sebelum acara Perjamuan dilaksanakan Pendeta Tjandra memberikan semangat kepada Oma kita ini agar tetap bersemangat walaupun beliau dalam keadaan yang lemah…….keadaan beliau memang sangat menurun kesehatannya pasca operasi matanya, beliau menderita paranoid…( menurut keterangan sdri Lily), dan apabila diajak berdialog responnya terkadang kurang pas…….dan dokter menyarankan agar dalam merawat Oma ini diperlukan kasih sayang dan kesabaran.

Selesai mengadakan Basuh kaki dan Perjamuan Kudus sederhana, acara ditutup dengan doa oleh Pendeta Tjandra sekaligus menutup hari Sabat dan memasuki minggu bekerja.

Selanjutnya kami berpisah untuk pulang, sementara sdr Ronny masih harus mengadakan Perjamuan sederhana lagi di rumahnya sendiri, karena harus melayani Oma Elly yang belum sempat ikut perjamuan di Gereja.










Sabtu, 29 Desember 2007

REUNI KELUARGA

21 Desember 2007

Kami sekeluarga akahirnya jadi juga pulang kampung, setelah 2 tahun tidak melihat kampung halaman. Berangkat dari Jakarta dengan pesawat Air Asia ke Batam dan disambung dengan Ferry ke Tanjung Pinang mengambil waktu kurang lebih 3 jam.

Besoknya kami ke gereja Tanjung Pinang yang bertepatan dengan perayaan Hari Ibu, sehingga semua acara diborong oleh ibu ibu. Ada acara penyematan bunga seperti di gereja kita. Agak stress juga karena acara berlangsung cukup panjang dan waktu sudah menunjukan jam 13:00 sementara kami harus berangkat ke singapure jam 14:00.


Akhirnya dengan tergopoh gopoh kami jadi juga berangkat ke Singapore bersama Sohong(kakak ipar) dan anaknya Vindhya dan Handrio, Tuti (kakak saya) bersama dua anaknya Charlie dan Peggy dan kakak saya yang kedua Nefo bersama istri dan anaknya dan juga kakak saya yang pertama Wati. Woww.. almost the whole family..


Sampai di Singapore, kami di jemput oleh kakak Saya Jeffry dan diajak pergi ke restoran Vegetarian. Saya lupa nama restorannya, konon restoran itu sudah berumur puluhan tahun dan sangat terkenal. Masakannya terasa pas di lidah.. sop ikannya benar benar terasa tektur ikannya. Dan harganya ? 1,5 juta.. wow.. untung bukan saya yang bayar..


Setelah makan, kami diantar ke hotel Fragrance dikawasan Balestier. Malam itu kami sempat berkunjung ke pusat perbelanjaan Mustafa. Supermarket yang buka 24 jam konon menjual segala macam barang kecuali peti mati… hehe. Orang yang berbelanja sangat ramai sekali.


Hari pertama kami mengunjungi Science Center. Tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh anak anak. Berbagai pertunjukan ilmu alam dipamekan disana. Mulai dari listrik, tipuan mata, biologi dan lain lain. Sementara mereka sedang menikmati pertunjukan, saya dijemput oleh kakak Nefo untuk melihat anaknya Kelly dibabtis di gereja Presbyterian. Ada satu perasaan haru sewaktu berada dalam sebuah kebaktian di gereja bersama dengan kakak kandung saya. Sesuatu yang tidak pernah saya alami sejak saya bergabung dengan kekeristenan.


Ternyata acara babtisan tidak seperti yang saya bayangkan. Tidak ada kolam babtisan disana. Mereka hanya di tuangkan air di kepalanya sebagai symbol babtisan.


Selesai dari Science Center, kami ke mengunjungi Ochard Road. Ternyata pergi ke Orchard Road adalah satu sebuah kesalahan. . Kami hampir tidak dapat berjalan disana karena ramainya lautan manusia di sana. Walau kemilau cahaya hiasan lampu sangat memukau, namun jumlah manusia yang berjalan di sisi jalan benar benar spektakular. Dan yang paling parah adalah waktu antri untuk membeli tiket MRT, panjaaaaaaang sakali.


Hari terakhir kami mengunjungi pulau Sentosa. Beberapa tempat terpaksa tidak dapat kami kunjungi karena terlalu panjang antrian. Kami akhirnya meninggalkan pulau Sentosa menuju ke Tanah merah untuk naik ferry kembali ke Tanjung pinang. Ada hal yang lucu terjadi. Karena mau menghemat pengeluaran, maka Yolanda dan yosia hanya dibelikan satu tiket MRT, waktu mau masuk ke MRT mereka ditangkap oleh petugas dan diharuskan membeli tiket lagi. Kami terpaksa antri lagi cukup panjang.


Kami sudah ditelephone oleh saudara saudara yang sudah berkumpul di Tanah Merah menunggu kami. Waktu keberangkatan sudah mepet sekali.. Sewaktu Yolanda mau masuk ke MRT, entah kenapa tiketnya ditolak, sehingga harus antri sekali lagi. Satu hal yang diluar perhitungan saya adalah bahwa ternyata perjalanan dari MRT Harboar front ke Tanah Merah jauh sekali. Hampir 30 menit. Dan kami masih harus naik naik taxi ke dari MRT ke Terminal Ferry.


Sewaktu kami sampai ke Tanah Merah, semua saudara saudara sudah masuk ke dalam. Waktu mau masuk, kami dicegat karena ternyata gate sudah ditutup 3 menit yang lalu. Kami ber 9 orang tidak bisa masuk dan saya sudah panik. Kalau sampai tidak bisa berangkat berarti kami akan tertahan satu hari lagi disingapura, sementara malam itu adalah malam Natal, kami tidak mungkin menemukan Hotel yang kosong. Untung ada petugas keamanan yang kasihan sama kami dan membukakan gatenya. Puji Tuhan, kami tidak menjadi gelandangan di Singapura.


Tiba di Tanjung Pinang. Semua saudara kami sudah menunggu di sana. Dan adalah hal yang langka bagi untuk berkumpul lengkap 6 bersaudara, 5 mantu dan 12 anak. Dan setiap hari kami kerjanya ngobrol dan ketawa. Dan satu kali kami mengumpulkan semua keponakan kami yang berjumlah 12 orang. Masing masing anak anak maju kedepan berbicara mengenai apa yang mereka telah lakukan selama 2 tahun sejak pertemuan kami yang terakhir di kematian Mama.


Mulai dari Kelly (23 th), cucu pertama yang sudah selasai pendidikannya sebagai psykolog dan bekerja di Singapore sebuah rumah sakit jiwa di Singapure, lalu disusul Peggy yang sekolah kedokteran yang bercita cita menjadi seorang ahli kecantikan, Handrio yang sebentar lagi akan berangkat ke Jepang untuk sekolah Humanisme dengan cita cita bekerja sebagai penulis di PBB. Charlie yang sekolah di Binus ingin membantu usaha mamanya kelak. Erik yang sekolah accountant di Sidney mengatakan sangat rindu dengan keluarganya di Tanjung Pinang. Semua berbicara dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Hanya Vindhya, Yolanda dan Yosia yang berbicara dalam bahasa Indonesia. Yolanda ingin menjadi Dokter, Yosia mengatakan ingin menjadi pemain sepak bola, dan Yonathan sewaktu ditanya “mau jadi apa nanti ? “. Dengan spontan dia menjawab “mau menjadi bola” kontan semua tertawa terbahak bahak.


Saya sempat membawakan seminar detoks dan kakak saya dari Singapura yang membaca sebuah buku yang saya kenalkan “CHINA STUDY” berjanji menjadi vegetarian tahun depan.


Selamat tinggal Tanjung Pinang, selamat tinggal saudara saudaraku. Tuhan kiranya menjaga kalian sampai kita bertemu lagi.


Keponakan yang jarang ketemu, sedang bermain kartu, yang kalah harus minum, bahasa yang dipakai kadang inggris, kadang mandarin. Communication broke down


Foto bersama seluruh keluarga. dari sebelah kiri. kakak no 3 dengan istri, kakak no 1 dengan istri, Kakak no 1 (tidak menikah), Kakak no 2 dengan istri, Kakak no 4 dengan suami dan saya dengan istri.


Bersama yonathan di salah satu permainan di Sentosa


Yolanda, yosia dan Yonathan di luar sedang bermain air di Vivico City


Bersama dengan sepupu yang lain di kelong (tempat menangkap Ikan).. tanjung pinang

Sepupu paling kecil (Yonathan) dan sepupu paling besar (Kelly) di pantai Trikora. Tanjung Pinang


Jeffry (kakak no 3) yang lahir di Singapure dan jadi citizen di sana



Foto bersama dengan sinterklas cantik dan siapa tuch yang baju ijo..??

selingkuhan Jani Burhan!!!!!

Memasak di dapur kuno. Tempat ini adalah the image of Singapore di Sentosa. (cerita sejarah singapure)



Jonathan sedang menarik becak .. hei.. child abuse !!!


Yonathan beraksi..


Berphoto di Takashimaya



hotel Fragrance yang murah meriah



Berfoto di depan Merlion, lambang singapura


Yonathan mulai bisa mengucapkan kata Singapur....

HARI IBU DIGEREJA TANJUNG PINANG


berfoto setelah babtisan dari sepupu saya..


Align CenterFoto bersama didepan science center


Orchard Road,,, macetttttt

PERAYAAN NATAL DI GBI

20 Desember 2007

Terlepas dari pro dan kontra perayaan Natal yang muncul setiap akhir tahun di gereja Advent, hari ini Chisa diundang gereja GBI merayakan Natal di sebuah CafĂ© di bilangan Bekasi. Acara berjalan meriah dengan lagu lagu dan tarian tarian ala GBI oleh Ester ,Deborah dan teman teman. Chisa tak ketinggalan dengan penampilan dari The Spirit of Friendship, kwartet, kwintet, pure string dan assemble musik anak anak. Renungan dibawakan oleh pdt Kosasih. Sangat menarik adalah kata kata beliau mengatakan bahwa “Yesus memang tidak lahir pada tanggal 25 Desember, dan tidak ada yang mengetahui kapan Yesus dilahirkan. Perayaan ini hanyalah consensus orang Kristen saja.”

Saat lilin dinyalakan dan lampu dipadamkan, suasana yang sendu meliputi seluruh ruangan yang padat dengan umat. Acarapun diakhiri dengan pemberian tanda terima kasih.




Salah satu penyanyi dari Gereja GBI yang memiliki suara indah melantunkan lagu AMAZING GRACE


Ibu pendeta Kosasih bersama dengan teman teman dari GBI


Pak Herry bersama dengan team assemble musik dari Chisa

assemble musik anak anak dibawah pimpinan ibu Any



Anak gue.. Yosia.. cute kan ??



Yonathan sedang terpesona dengan cahaya lilin Natal

The Spirit of Friendship

The Pure String mendapatkan sambutan yang meriah


Kwintet dengan suara ibu Any yang mendayu dayu



Yonathan dengan sahabat barunya.. Mudah mudahan bukan cinta lokasi


Tari tarian yang tidak akan kita nikmati digereja Advent manapun


The Three Musketeer

Pianis tahun 2008

idem

Jumat, 21 Desember 2007

PERLAWATAN PADA HARI IBU






Dilaporkan oleh Herry Kurniawan

Pada hari Sabat sore Tgl. 15 Desember 2007, setelah selesai acara di Gereja, yang kebetulan mengambil tema " Hari Ibu", Majelis Jemaat telah memutuskan untuk sekaligus mengadakan kunjungan kepada orang-orang tua Jemaat MT Haryono 2, yang telah lama tidak hadir di perbaktian. Dan telah diputuskan untuk pada Sabat sore menjelang tutup Sabat untuk berkunjung di rumah Oma Lie di daerah Gudang Peluru dan Oma Yorris di daerah Pulo Mas. Rombongan terbagi ke dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama dipimpin olehPendeta JL Sahetapi berkunjung ke rumah Oma Lie.....( karena beliau sudah sering berkunjung ke rumah Oma Yorris.....dan karena beliau sama sama dariAmbon.....he....he....he.....), kelompok kedua dipimpin oleh Gembala JemaatPendeta Tjandra Paulus berkunjung di rumah Oma Yorris.

Kebetulan kami tergabung dengan kelompok yang kedua, maka kami ingin memberikan kesaksian kelompok ini selama mengadakan kunjungan di rumah Oma Yorris. Setibanya di rumah Oma Yorris, kami disambut oleh sdri Linda Tumewu yang selalu setia menemani Oma Yorris di kediamannya, karena kondisi keadaan Oma kita ini memang sudah tidak sesehat pada saat Beliau masih aktif berbakti di Gereja beberapa waktu yang lalu. Walaupun kondisi kesehatannya sudah menurun, terutama pendengarannya, namun beliau menolak untuk diberi alat bantu pendengaran......(karena beliau merasa masih bisa mendengar.....menurut sdri Linda). Namun pada hari Sabat ini beliau bener bener siap untuk menerima kami, karena memang sebelumnya sdr Ketua Nanang Liangilisan sudah memberitahukan perihal kunjungan kami ini.

Persiapan beliau ditunjukkan dengan trampilnya sang Oma kita ini membaca beberapa buah puisi sebelum Renungan dibawakan oleh Pdt Tjandra........dan Puisi tersebut adalah puisi tentang "KasihIbu" cocok sekali dengan maksud kunjungan kami yang bertepatan dengan hari Ibu.

Dengan penuh semangat sang Oma berdiri (walaupun kita semua menyarankan agar beliau tetap duduk aja) .......dan mulai berpuisi........(nggak kalah sih dengan pembaca puisi kebanggaan MT Haryono 2, ....sdri Agnes Tilaar......hanya beliau kalah dalam hal stamina.....he....he....he....), kami yang hadir di rumah beliau sangat terharu mendengar puisi tersebut.........hampir semua yang hadir tanpa terasa mengeluarkan air mata haru.....menyaksikan sendiri beliau yang walaupun sudah berusia lebih dari 83 th masih dikaruniai kemampuan untuk menghafalkan beberapa puisi yang sangat indah, dan ......suaaaangaaatpuaaaanjaaang........termasuk sisipan ayat-ayat Alkitab ada di dalamnya.......dipastikan kalau sdri Anna istri pak Johan hadir air matanya pasti meleleh deras.....he....he....he...(kesaksian Linda, beliau memang sangat mahir berpuisi, karena dulu sebagai guru sekolah Sabat Anak di Thamrin beliau selalu mengajarkannya dengan bentuk berpuisi agar anak anak selalu mengingatnya).

Ada kejadian yang lucu terjadi, setelah Oma kita ini membacakan beberapa puisinya, sdr Ricky lupa mengabadikannya di handycamnya, jadi dengan terpaksa kita mohon Oma kita untuk sekali lagi mengulang syair puisi puisinya............dan luar biasa........syair yang begitu panjang dapat dihafal dengan sangat baik ( rupanya sdrRicky mau test puisi Oma......rupanya beliau memang sudah sangat hafal dengan baik.....he.....he.....he.....)

Mau tahu salah satu puisinya...........yang lainnya akan ditayangkan pada acara tutup tahun di Gereja nanti.........inilah puisi dengan judul ............." KasihIbu "

- Tuhan Yesus memberi makan kepada orang beribu-ribu, sekarang saya mau katakan berapa besar kasihnya ibu
- Rut minta berulang-ulang untuk pergi memetik gandum, satu hari sembilan bulan ibu sudahlah mengandung
- Tuhan memanggil kita pulang menurut apa yang dia punya, genap dikandung sembilan bulan kami semua lahir di dunia
- Apa yang kami mau mencari, kami mesti rasalah, tinggal dukung berhari-haridengan tidak rasa lelah
- Itu semua minuman keras kepada kami seperti musuh, meskipun ibu bekerja keras, tak lupa ia memberi susu
- Kalau anak suka menangis, tinggal terbaring di tempat tidur, Ibu dengan suara yang manis, selalu menyanyi sebagai penghibur
- Musa sudah mendengar suara, didalam padang belantara, banyak susah dan sengsara, tapi ibu tetap piara
- Tuhan Yesus sudahlah bangkit, kubur dijaga oleh Malaikat, kalau kami dapatlah sakit, selamanya ibu duduk dekat
- Waktu saya membuat cerita, jangan ada yang membantah, Mata ibu ganti pelita, pangkunya juga mengganti bantal
- Israel mati beribu-ribu, lantaran mereka punyalah salah, kalau ingat kasihnya ibu, apa yang kami harus membalas
- Keju susu sepuluh buah, kau bawa pada penghulu seribu, kami mesti menghormati orang tua, terlebih sekali kepada ibu
- Sungguh kasih ibu sangat besar, yang pelihara kita ini, dari mula kecil sampai besar, sampai waktu sekarang ini
- Inilah ucapan syairku kiranya menjadi bahagian kita semua, terlebih kepada anak-anak semua yang sering kali suka lupa kasih ibu yang tercinta.

Acara ditutup dengan renungan sekaligus untuk menutup hari Sabat, dan doa Khusus yang dilayangkan untuk Bapak Herwan Sutjiamidjaja (suami dari Ibu Joyce Tumewu, kakak sdri Linda Tumewu , karena besok akan pergi berangkat menyusul keluarganya yang tinggal di Australia).

Renungan yang dibawakan oleh Pdt Tjandra........menganjurkan kepada kita yang masih muda, agar kita dapat mencontoh semangat dan kesetiaan dari Oma Yorris ini dalam setiap aktivitasnya. Acara ditutup dengan undangan makan malam di rumah sdr Hengky Sie, tak ketinggalan dengan menu istimewanya.......mangga matang pohon yang selalu menjadi trade mark dari keluarga ini. Sungguh sebuah perlawatan yang indah untuk dapat dikenang sepanjang masa........Terima kasih Tuhan karena kami sudah mendapatkan kesempatan untuk dapat menyaksikan sebuah "Demonstrasi ucapan penuh syukur yang luar biasa........dari Oma Yorris"




LINA MELAHIRKAN



21 DESEMBER 2007

Setelah 9 bulan menggendong bayi dalam kandungannya, Lina akhirnya berhasil melahirkan dengan sukses bayi pertamanya tadi pagi jam 03.30 di rumah sakit. Bayi laki laki dengan berat 3,75 kg dan panjang 51 CM lahir dengan sehat. Bagi yang sudah besuk, tolong dikirim fotonya.

Rabu, 19 Desember 2007

PELAYANAN KE GEREJA BETHEL

Wartawan : Donsius

Puji Tuhan..!!, Haleluya…., amen..!!, adalah kata-kata yang selalu menghiasi suasana ruangan gereja tempat kami berkunjung pada hari minggu tgl 16 Desember 2007 yaitu Gereja Bethel. Gereja Bethel tersebut merupakan gereja rumah yang terletak di salah satu perumahan di perbatasan antara Bekasi Timur dan Barat. Tidak terlalu besar, layaknya rumah biasa, tetapi dilengkapi dengan alat pendukung seperti OHP, LCD digital, Audio, dan juga Alat musik Keyboard, semuanya dikolaborasikan dengan lagu Pujian, kesaksian-kesaksian yang indah.

Team MT2 yang dikoordinir oleh Tomy Iskandar membawa kurang lebih 37 anggota gereja MT2 untuk turut meramaikan suasana Perbaktian dan berbagi iman.
Pdt. Kosasih sebagai pendeta jemaat, merasa sangat diberkati dengan adanya kunjungan ini ,begitu pula dengan Pdt.Candra Paulus yang membawakan kotbah tentang Makna Natal sangat memberikan dorongan untuk tetap mempunyai semangat natal dalam diri masing2.

Tidak lupa kwartet mt2 dengan lagunya “Go tell it On The Mountain” yang digawangi oleh Bpk.Robert Limbara, Alfred Ander, Tommy Iskandar, Edwin Christanto dan juga Choir mt2 youth dengan lagu “Share Your Faith” & “Climbing Up the Mountain” membakar semangat jemaat untuk melakukan yang terbaik bagi Tuhan, baik tua maupun muda.

Acara ditutup dengan kata sambutan dari Pdt.kosasih, ditambah dengan makan malam yang sudah disiapkan. Kiranya menjadi berkat bagi kita semua, Amen



suasana perbhaktian saat itu..edwin nyanyi apa goyang :)


AA..miiinn


Choir MT2 Youth..."Share Your Faith"